Rabu, 13 Oktober 2010

SEJARAH KURSI

Kursi merupakan salah satu perabot tertua dan utama di masyarakat. Kursi baru umum dipakai pada abad XVII. Sebelum adanya kursi, orang-orang biasanya menggunakan peti kayu atau potongan kayu yang besar sebagai tempat duduk. Benda-benda tersebut sangat besar dan berat sehingga sulit untuk dipindahkan. Oleh karena itu, manusia mulai berpikir untuk membuat suatu benda yang lebih efisien dan akhirnya terciptalah kursi.
Pada saat awal ditemukan, kursi merupakan simbol kekuasaan dan martabat. Misalnya pada masyarakat Mesir Kuno (3110-1070 SM). Kursi untuk raja terbuat dari mahak, entah itu kayu hitam, gading, atau kayu berlapis emas, diukir atau dicat cerah, lalu dibalut kain mahal atau kulit binatang. Ujung kaki kursi biasanya serupa kaki binatang, lengkap dengan cakar atau kukunya.
Serupa dengan Mesir, pada masyarakat Yunani Kuno, (110-400 SM), kursi menentukan status sosial pemiliknya. Namun, bangsa itu sempat menemukan model kursi ‘klysmos’ yaitu kursi tanpa tangan yang berbentuk khas, dua kaki depannya melengkung seperti huruf C menganga ke depan, sebaliknya dua kaki belakangnya seperti hurup C menghadap ke belakang. Sandarannya pun melengkung dan dudukannya terbuat dari tali. Kursi tersebut kembali populer pada awal abad XIX dan XX.
Berbeda lagi dengan Bangsa Romawi kuno (700-400 SM), walaupun banyak meniru gaya Yunani, mereka memiliki ciri tersendiri dengan lebih banyak menggunakan perunggu dan perak. Bangsa Romawi berhasil mengembangkan dingklik menjadi curule yaitu bangku yang sering diduduki hakim. Curule biasanya dari gabungan kayu dengan gading atau logam yang dicor. Model curule bertahan sampai Abad Pertengahan (400-1300 M). Kemudian disusul dengan kursi dengan sandaran, panel samping yang tinggi, atau kanopi dari kain damask atau beludru. Panel dan kanopi itu sebagai penangkal tiupan angin.
Di Jepang, India, dan Cina -terutama pada Dinasti Han (202-200 SM)- telah dihasilkan perabot oriental yang bernilai seni tinggi. Pengrajin Cina terampil menyambung antar bagian tanpa paku atau pasak, dan jarang sekali menggunakan lem. Caranya, ujung-ujung di bagian sambungan dipahat dengan sangat terampil, sehingga bisa masuk satu sama lain.
Di Abad Pertengahan keterampilan orang Eropa dalam membuat perabot merosot tajam. Untuk menutupi ketidakterampilannya, pengrajin mengecatnya atau melapisinya dengan emas.
Pada abad XVI, ditemukanlah kursi santai dengan bagian dudukan, sandaran punggung, dan tangan yang diganjal dan dilapisi kain. Kain pelapis biasanya dari wol, kain bersulam, atau bahan permadani.
Abad XIX, kursi merefleksikan pesatnya perkembangan teknologi. Tahun 1928 Samuel Pratt mematenkan kursi buatannya yang pertama kali menggunakan pegas dari kawat besi atau baja yang akhirnya diterapkan pada kursi santai sehingga menjadi lebih nyaman.
Pada abad XX, plastik dikenal sebagai materi baru untuk kursi. Plastik memang sangat fleksibel untuk segala hal.

Sabtu, 14 Agustus 2010

2 DUNIA 1 CINTA

Suatu pagi yang cerah, kahyangan sedang disibukkan dengan aktivitas para dewa yang akan melaksanakan tugasnya. Di antara dewa-dewa itu tersebutlah seorang dewa yang bernama Dewa Cinta yang sesuai namanya bertugas untuk agar cinta kasih di dunia ini tidak lenyap.

Saat itu, Dewa Cinta sedang bersiap-siap turun ke bumi untuk melaksanakan tugasnya. Sesampai di bumi, Ia segera berkeliling melihat-lihat keadaan. Setelah cukup lama berkeliling, di dekat sebuah danau Ia melihat seorang gadis sedang duduk termenung sendirian. Dewa Cinta berniat menghampiri gadis tersebut untuk mengetahui masalah gadis itu. Ia kemudian menyamar menjadi seorang gadis kecil.

“Permisi Kak,” kata Dewa Cinta dengan suara mirip seorang gadis kecil. “Kak, sudah seharian ini aku belum makan karena aku belum mendapat pelanggan untuk disemir sepatunya. Apa Kakak ingin aku semir sepatunya atau mungkin Kakak punya makanan sisa untuk aku makan?”

“Oh Maaf Dik, kakak tidak ingin sepatu kakak disemir. Kakak juga tidak mempunyai makanan sisa. Tapi tunggu sebentar ya,” Kata gadis itu.

Gadis tersebut pergi namun kemudian Ia kembali dengan membawa dua bungkus roti dan sebotol air mineral.

“Ini untukmu Dik.”

“Terima kasih banyak Kak,” kata Dewa Cinta sembari menerima pemberian gadis tersebut. “Oh ya Kak, namaku Dewi. Nama Kakak siapa?”

“Nama kakak Kasih,” jawab gadis itu.

“Ehm...., nama Kakak indah sekali. Kak Kasih, tadi aku melihat sepertinya Kakak sedang melamun. Kalau boleh tahu memangnya ada apa Kak?”

“Ah tidak, kakak hanya sedang memikirkan nasib nenek tua yang tadi kakak temui di jalan.”

“Memangnya nenek itu kenapa Kak?”

“Begini, nenek itu tadi tersesat saat mencari alamat rumah saudaranya. Kakak lalu mencarikan taxi untuk nenek itu. Yang kakak pikirkan apakah nenek itu sudah sampai di rumah saudaranya dengan selamat, jika sampai terjadi apa-apa pada nenek itu tentu kakak akan merasa sangat bersalah.”

Mendengar hal itu, Dewa Cinta sempat tertegun beberapa saat. “Wah! Tak ku sangka, ternyata pada zaman sekarang ini di bumi masih ada orang sebaik dia. Hal sepele seperti itu saja dapat membuatnya bersedih,” pikir Dewa Cinta dalam hati.

Saat itu, benih-benih cinta mulai tumbuh di hati Dewa Cinta. Sejak pertama kali melihat Kasih, Dewa Cinta langsung jatuh cinta pada pandangan pertama karena terpukau akan keelokan paras Kasih. Sekarang ditambah lagi Ia melihat kebaikan hati Kasih sehingga benih-benih cinta pun semakin tumbuh subur di dalam hati Dewa Cinta. Namun, hanya satu yang menjadi kendala bagi Dewa Cinta yaitu para dewa tidak boleh jatuh cinta apalagi pada manusia. Hal ini tentu saja membuat Dewa Cinta merasa sangat kecewa.

“Kakak tidak perlu bersedih, aku yakin kalau nenek itu sampai dengan selamat. Ya ampun, ini sudah sore aku pulang dulu ya Kak. Terima kasih atas makanannya,” kata Dewa Cinta

“Ya sama-sama, hati-hati di jalan,” jawab Kasih.

Dewa Cinta langsung pergi mencari tempat yang sepi dan berubah ke wujud asalnya. Kemudian Ia kembali ke kahyangan. Sesampainya di kahyangan, Dewa Cinta mencari cara agar Ia bisa berhubungan dengan Kasih. Setelah befikir cukup lama, akhirnya Ia mendapat ide. “Aha, aku tahu bagaimana caranya agar aku bisa berhubungan dengan kasih. Aku akan masuk ke dalam mimpi Kasih dan menjalin hubungan dengannya di sana. Aku yakin jika aku melakukan hal itu tidak akan ada seorang pun yang tahu,” bisik Dewa Cinta.

Kemudian malam itu Ia langsung melaksanakan keinginannya. Ia masuk ke dalam mimpi Kasih dengan wujud aslinya sebagai dewa. Kasih pun ternyata juga menaruh hati pada pria yang ada di mimpinya. Dewa Cinta yang mengetahui bahwa cintanya tidak bertepuk sebelah tangan semakin sering hadir ke dalam mimpi Kasih sehingga hubungan antara Dewa Cinta dan Kasih berjalan mulus.

Suatu hari, entah bagaimana caranya Raja Kahyangan yang merupakan raja dari para dewa mengetahui perbuatan yang telah dilakukan oleh Dewa Cinta. Hal tersebut tentu membuat Raja Kahyangan murka. Ia kemudian memberikan dua pilihan kepada Dewa Cinta. Pilihan pertama Dewa Cinta tetap tinggal di kahyangan sebagai dewa tetapi Ia harus melupakan cintanya pada Kasih. Pilihan kedua Dewa Cinta boleh berhubungan dengan Kasih tetapi Ia harus menjelma menjadi manusia biasa dan melupakan kehidupannya sebagai dewa di kahyangan.

Mendengar kedua pilihan tersebut, sontak Dewa Cinta merasa terkejut dan bingung. Melihat wajah Dewa Cinta yang tampak kebingungan, Raja Kahyangan memberikan waktu kepada dewa Cinta untuk berfikir. ”Baiklah Dewa Cinta, aku berikan kau waktu selama satu hari untuk berfikir. Pikirkanlah baik-baik pilihanmu agar nantinya kau tidak menyesal,” kata Raja Kahyangan dengan bijaksana. “Terima kasih atas kemurahan hati Yang Mulia,” ucap Dewa Cinta.

Dewa Cinta berfikir seharian, banyak sahabat-sahabatnya yang membujuk agar Ia memilih pilihan pertama namun mereka sadar yang akhirnya akan menentukan pilihan adalah Dewa Cinta sehingga mereka tidak terlalu memaksa Dewa Cinta untuk menentukan pilihan. Keesokan harinya, tiba saatnya Dewa Cinta untuk memilih pilihan yang diajukan oleh Raja Kahyangan. Saat Dewa Cinta menentukan pilihan, Raja Kahyangan dan para dewa kaget mendengarnya. Ternyata Dewa Cinta lebih memilih pilihan yang kedua yaitu tetap mempertahankan cintanya pada Kasih.

“Apakah kau yakin dengan pilihanmu?” tanya Raja Kahyangan.

Dewa Cinta pun menjawab dengan tegas, “Ya, hamba yakin. Hamba tahu perbuatan ini salah karena sebagai seorang dewa seharusnya hamba sudah terbebas dari ikatan nafsu duniawi. Namun, hamba tak ingin membohongi perasaan hamba dengan memilih pilihan yang akan membuat hamba sangat menyesal. Jadi maafkan hamba Yang Mulia dan terima kasih atas kebaikan Yang Mulia selama ini.

Setelah itu Dewa Cinta langsung diturunkan ke bumi dan menjelma menjadi seorang pria bernama Surya. Sesampai di bumi, Surya segera mencari Kasih dan menyatakan perasaannya kepada Kasih. Kasih yang melihat Surya sangat mirip dengan pria yang ada di mimpinya merasa sangat terkejut namun tanpa ragu Ia langsung menerima cinta Surya.

Beberapa waktu, hubungan antara Surya dan Kasih berjalan lancar. Namun ternyata hubungan mereka ditentang oleh orang tua Kasih yang ternyata telah menjodohkan Kasih dengan seorang pria kaya. Kasih yang tak ingin dijodohkan dengan pria pilihan orang tuanya tetap bersikukuh mempertahankan hubungannya dengan Surya. Akan tetapi apa daya orang tua Kasih tetap ingin menjodohkan anaknya.

Sehari sebelum hari pernikahan Kasih, terjadi sebuah bencana. Rumah Kasih kebakaran. Mendengar berita tersebut Surya langsung menuju ke rumah Kasih untuk mengetahui keadaannya. Sesampai di sana, orang tua Kasih mengatakan pada Surya bahwa Kasih terjebak di dalam rumah. Tanpa pikir panjang Surya langsung masuk ke dalam rumah untuk menyelamatkan Kasih. Namun ternyata orang tua Kasih berbohong kepada Surya. Kasih sebenarnya tidak terjebak di dalam rumah melainkan sedang dikurung di suatu tempat oleh orang tuanya.

Tiba-tiba terjadi hal yang yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan oleh orang tua Kasih. Kasih berhasil kabur dan datang ke rumahnya. Saat Ia mengetahui bahwa Surya berada di dalam rumahnya yang terbakar, Kasih menyusul Surya masuk ke dalam rumah. Orang tua Kasih menjadi panik dan segera menelepon pemadam kebakaran. Namun alhasil, saat pemadam kebakaran datang, Kasih dan Surya telah habis dilalap api. Kini cinta mereka telah bersatu menjadi abu sehingga tak akan ada lagi yang bisa memisahkan mereka. Sungguh betapa besar pengorbanan yang harus dilakukan seseorang untuk mempertahankan cintanya. Oleh karena itu janganlah kita sia-siakan cinta yang kita miliki sekarang ini dan jagalah cinta itu dengan sepenuh hati.